Tanjung Bira, nama tempat wisata di Sulawesi Selatan yang sebetulnya masih asing di telingaku. Awal tahun ini kebetulan suami dapat tugas kantor di Makassar selama 3 hari dari tanggal 12-14 Januari 2015. Karena perjalanan pulang ke Tahuna yang sangat panjang, sayang rasanya menghabiskan sisa weekday di perjalanan, toh kami pasti sampai ke Tahuna Jumat siang. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang hari Sabtu 17 Januari 2015.
Perjalanan ke Tanjung Bira ini sungguh tidak direncanakan. Awalnya karena ada 2 rekan kerja suami, Nisa dan Bayu yang mengajak kami untuk liburan singkat ke pantai di Makassar yang memang letak kota ini di pinggiran laut. Karena kami memang suka travelling, tanpa pikir panjang kami pun setuju ikut mereka berlibur singkat dengan gaya "gembel" alias backpacker.
PERJALANAN KE TANJUNG BIRA
Akhirnya Kamis tgl 15 Januari 2015 pagi kami memulai perjalanan dari Mawang dengan taksi Bosowa, taksi paling terpercaya di Makassar. Saran deh, kalau ke Makassar jangan naek taksi selain Bosowa. Sang supir yang sudah kami hubungi sebelumnya mengantar kami ke terminal Malengkeri yang tak jauh dari daerah Mawang dengan tarif Rp. 75.000 saja, kalau dibagi 4 kan jd lumayan juga. Hehehe..
Kalau kamu memang pergi ke Makassar untuk menuju Tanjung Bira, sebetulnya transportasinya tidak sulit. Dari Bandara Hasanuddin kamu bisa naek bis Damri menuju pusat kota Makassar dan minta turun di Lapangan Kareboshi dengan ongkos tidak lebih dari Rp 20.000, dilanjut naek angkot warna merah (disana disebutnya pete2), lalu minta yang ke arah terminal Malengkeri. Kalau naik taksi tentu ongkosnya lebih mahal bisa mencapai Rp. 250.000.
Setelah sampai di terminal Malengkeri, kami melanjutkan perjalanan dengan naik Kijang travel menuju Bulukumba dengan ongkos per orangnya Rp. 100.000, langsung diantar sampai depan penginapan kami di Tanjung Bira. Beruntungnya karena kami pergi berempat, mobil itu tidak menunggu lama lagi karena sebelumnya juga sudah ada penumpang yang hendak pergi ke Bulukumba. Mobil pun meluncur dari terminal Malengkeri sekitar pukul 08.00 WITA menuju Tanjung Bira dengan lama perjalanan 5-6 jam.
Setelah menempuh perjalanan 3 jam, kami beristirahat terlebih dahulu di daerah Bantaeng, tepatnya di sebuah Rumah Makan yang menyajikan makanan khas Makassar seperti Coto, Konro, ikan bakar, dan lainnya. Berhubung kami belum sarapan, kami memutuskan untuk makan dulu di tempat itu. Dan soal cita rasa kuliner Makassar, jangan tanya deh enaknyaa. Harganya pun terjangkau, kisaran Rp. 20.000 - Rp. 35.000 saja sudah kenyang.
Perjalanan dilanjutkan kembali, memasuki terminal Selayar, kami semakin dekat dengan tujuan kami. Perjalanan tinggal 2 jam lagi. Dari sepanjang jalan setelah kawasan Bantaeng kami disuguhkan pemandangan laut yang luar biasa, benar-benar menyusuri kaki Sulawesi Selatan. Kamipun mulai memasuki wilayah Bulukumba, setelah sebelumnya supir mengantar 2 penumpang lain, tinggalah kami berempat menuju Tj. Bira. Dan 1 jam dari Bulukumba, lelah kami langsung terbayarkan begitu sampai di Tj. Bira pukul 13.30 WITA langsung disuguhkan pemandangan Laut dengan degradasi warnanya yang sangat indah.
PENGINAPAN DI TANJUNG BIRA
Foto barusan langsung diambil begitu kami sampai di depan penginapan. Dan penginapan yang kami sewa ini letaknya memang sangat nyaman dan strategis langsung berhadapan dengan pantai Bira. Kami tidak tahu nama penginpannya, hanya tahu nama penjaganya yaitu Pak Umar. Kalau kamu berminat untuk menginap di tempat ini bisa menghubungi nomor Pak Umar 085242856708. Disini ada 2 kamar yang disewakan dengan harga Rp. 550.000, fasilitasnya single bed ukuran king size, AC, kasur palembang besar, ada toilet di dalam. Kamarnya seperti kontrakan tp lebih nyaman. Kalau ingin lebih nyaman lagi ada beberapa hotel di Bira yang menawarkan harga cukup tinggi, misalnya Amatoa dengan tarif Rp. 1.500.000/ malam. Namun tentu fasilitas dan pemandangan yang dijanjikannya pun lebih bagus.
Untuk ukuran sebuah kamar penginapan Pak Umar ini memang cukup mengagetkan, tapi percaya deh pemandangan yang disajikan dan juga jarak tempuh ke pantai yang sangat dekat membuat harga tersebut jadi sesuai. Lagipula kamarnya cukup nyaman.
Foto tepat depan kamar
Di sepanjang wilayah Tj. Bira ini sebenarnya banyak sekali yang menawarkan penginapan2 murah juga dengan kisaran harga Rp. 150.000 sampai Rp. 300.000. Hanya saja jaraknya dari pantai masih lumayan juga, sekitar 200 - 500 meter. Berikut beberapa penginapan yang kami lihat saat melewati sepanjang jalan Bira:
1. Penginapan Pasir Putih 08114201028
2. Sunshine Guest House 082190931175 (ini paling recomended untuk seorang backpacker)
3. Bira View inn 081343837455
4. Villa asri 081348071789
dan masih banyak penginapan lainnya.
I CALLED IT A LIL PIECE OF HEAVEN!!
Pantai Tanjung Bira, benar2 membuat mata ini tidak bosan memandanginya. Degradasi 3 warna pantai yang disajikan sangat indah, suasana pantai yang masih bersih dan juga deru ombak yang menenangkan. Pasir putih yang sangat halus sehalus bedak bahkan tidak meninggalkan jejak kasar saat kita berjalan di tepian pantai.
Hari pertama sampai ini kami habiskan dengan berjalan2 dan berfoto di sekita pantai hingga sore hari. Dan bahkan saat sore tiba pun kami masih takjub dengan keindahan tanjung Bira. Sayang sekali hari itu awan cukup tebal sehingga sunset yang dihasilkan tidak sempurna namun tetap terlihat sangat indah.
Keesokan harinya barulah liburan kilat kami dimulai. Kami sudah menyewa perahu milik pak Umar kapasitas 6 orang dengan harga Rp. 400.000 kalau dibagi 4 itung2 per orangnya jadi Rp. 100.000 sudah termasuk peralatan snorkling menuju pulau Liukang.
Dari penginapan kami berjalan kaki mengikuti Pak Umar menuju pelabuhan di Pantai timur. Ternyata bukan hanya Pantai bagian barat saja yang memiliki pemandangan sangat indah, pantai Timur Tj. Bira ini pun ternyata tidak kalah cantik. Disini adalah bagian pantai yang dijadikan pelabuhan kapal2 phinisi, dan juga kapal2 kecil yang disewakan untuk menuju Pulau Liukang.
Kami sangat puas menikmati liburan yang singkat ini. Walau hanya 2 hari saja, tapi ini sangat cukup membuat kami kagum akan "surga kecil" yang Allah ciptakan. Kalau aku ceritakan lebih panjang lagi, tidak akan ada habisnya. Lebih baik rasakan sendiri, lihat dan pasti kalian akan terkagum2 dan ingin kembali kesini.
Oh iya satu hal lagi yang tak terlupakan, pak Umar mengajak kami ke penangkaran penyu dekat pulau Liukang. Disana kami berenang dengan penyu yang usianya sudah cukup tua, 40 tahun. Hehehe. Cukup membayar 10rb saja, kami bebas bermain dengan penyu. Lumayan kan untuk kenang2an. Hehehe
Waktu berjalan cepat, liburan singkat kami sudah hampir berakhir. Dan kami harus kembali ke rutinitas masing2. Untuk kembali ke Makassar, kami menghubungi kembali supir Kijang yang mengantar kami kemarin karena dia sempat menawarkan untuk menjemput. Dan akhirnya Jumat 16 Januari 2015 pukul 16.30 WITA kami bergegas pulang. Bye Tanjung Bira, kami pasti akan kembali kesini, menikmati surga kecil ini lebih lama lagi kalau ada waktu. Pengalaman singkat ini tetap tidak terlupakan.
Perjalanan ke Tanjung Bira ini sungguh tidak direncanakan. Awalnya karena ada 2 rekan kerja suami, Nisa dan Bayu yang mengajak kami untuk liburan singkat ke pantai di Makassar yang memang letak kota ini di pinggiran laut. Karena kami memang suka travelling, tanpa pikir panjang kami pun setuju ikut mereka berlibur singkat dengan gaya "gembel" alias backpacker.
PERJALANAN KE TANJUNG BIRA
Akhirnya Kamis tgl 15 Januari 2015 pagi kami memulai perjalanan dari Mawang dengan taksi Bosowa, taksi paling terpercaya di Makassar. Saran deh, kalau ke Makassar jangan naek taksi selain Bosowa. Sang supir yang sudah kami hubungi sebelumnya mengantar kami ke terminal Malengkeri yang tak jauh dari daerah Mawang dengan tarif Rp. 75.000 saja, kalau dibagi 4 kan jd lumayan juga. Hehehe..
Kalau kamu memang pergi ke Makassar untuk menuju Tanjung Bira, sebetulnya transportasinya tidak sulit. Dari Bandara Hasanuddin kamu bisa naek bis Damri menuju pusat kota Makassar dan minta turun di Lapangan Kareboshi dengan ongkos tidak lebih dari Rp 20.000, dilanjut naek angkot warna merah (disana disebutnya pete2), lalu minta yang ke arah terminal Malengkeri. Kalau naik taksi tentu ongkosnya lebih mahal bisa mencapai Rp. 250.000.
Setelah sampai di terminal Malengkeri, kami melanjutkan perjalanan dengan naik Kijang travel menuju Bulukumba dengan ongkos per orangnya Rp. 100.000, langsung diantar sampai depan penginapan kami di Tanjung Bira. Beruntungnya karena kami pergi berempat, mobil itu tidak menunggu lama lagi karena sebelumnya juga sudah ada penumpang yang hendak pergi ke Bulukumba. Mobil pun meluncur dari terminal Malengkeri sekitar pukul 08.00 WITA menuju Tanjung Bira dengan lama perjalanan 5-6 jam.
Setelah menempuh perjalanan 3 jam, kami beristirahat terlebih dahulu di daerah Bantaeng, tepatnya di sebuah Rumah Makan yang menyajikan makanan khas Makassar seperti Coto, Konro, ikan bakar, dan lainnya. Berhubung kami belum sarapan, kami memutuskan untuk makan dulu di tempat itu. Dan soal cita rasa kuliner Makassar, jangan tanya deh enaknyaa. Harganya pun terjangkau, kisaran Rp. 20.000 - Rp. 35.000 saja sudah kenyang.
Perjalanan dilanjutkan kembali, memasuki terminal Selayar, kami semakin dekat dengan tujuan kami. Perjalanan tinggal 2 jam lagi. Dari sepanjang jalan setelah kawasan Bantaeng kami disuguhkan pemandangan laut yang luar biasa, benar-benar menyusuri kaki Sulawesi Selatan. Kamipun mulai memasuki wilayah Bulukumba, setelah sebelumnya supir mengantar 2 penumpang lain, tinggalah kami berempat menuju Tj. Bira. Dan 1 jam dari Bulukumba, lelah kami langsung terbayarkan begitu sampai di Tj. Bira pukul 13.30 WITA langsung disuguhkan pemandangan Laut dengan degradasi warnanya yang sangat indah.
PENGINAPAN DI TANJUNG BIRA
Foto barusan langsung diambil begitu kami sampai di depan penginapan. Dan penginapan yang kami sewa ini letaknya memang sangat nyaman dan strategis langsung berhadapan dengan pantai Bira. Kami tidak tahu nama penginpannya, hanya tahu nama penjaganya yaitu Pak Umar. Kalau kamu berminat untuk menginap di tempat ini bisa menghubungi nomor Pak Umar 085242856708. Disini ada 2 kamar yang disewakan dengan harga Rp. 550.000, fasilitasnya single bed ukuran king size, AC, kasur palembang besar, ada toilet di dalam. Kamarnya seperti kontrakan tp lebih nyaman. Kalau ingin lebih nyaman lagi ada beberapa hotel di Bira yang menawarkan harga cukup tinggi, misalnya Amatoa dengan tarif Rp. 1.500.000/ malam. Namun tentu fasilitas dan pemandangan yang dijanjikannya pun lebih bagus.
Untuk ukuran sebuah kamar penginapan Pak Umar ini memang cukup mengagetkan, tapi percaya deh pemandangan yang disajikan dan juga jarak tempuh ke pantai yang sangat dekat membuat harga tersebut jadi sesuai. Lagipula kamarnya cukup nyaman.
Foto tepat depan kamar
Di sepanjang wilayah Tj. Bira ini sebenarnya banyak sekali yang menawarkan penginapan2 murah juga dengan kisaran harga Rp. 150.000 sampai Rp. 300.000. Hanya saja jaraknya dari pantai masih lumayan juga, sekitar 200 - 500 meter. Berikut beberapa penginapan yang kami lihat saat melewati sepanjang jalan Bira:
1. Penginapan Pasir Putih 08114201028
2. Sunshine Guest House 082190931175 (ini paling recomended untuk seorang backpacker)
3. Bira View inn 081343837455
4. Villa asri 081348071789
dan masih banyak penginapan lainnya.
I CALLED IT A LIL PIECE OF HEAVEN!!
Pantai Tanjung Bira, benar2 membuat mata ini tidak bosan memandanginya. Degradasi 3 warna pantai yang disajikan sangat indah, suasana pantai yang masih bersih dan juga deru ombak yang menenangkan. Pasir putih yang sangat halus sehalus bedak bahkan tidak meninggalkan jejak kasar saat kita berjalan di tepian pantai.
Hari pertama sampai ini kami habiskan dengan berjalan2 dan berfoto di sekita pantai hingga sore hari. Dan bahkan saat sore tiba pun kami masih takjub dengan keindahan tanjung Bira. Sayang sekali hari itu awan cukup tebal sehingga sunset yang dihasilkan tidak sempurna namun tetap terlihat sangat indah.
Keesokan harinya barulah liburan kilat kami dimulai. Kami sudah menyewa perahu milik pak Umar kapasitas 6 orang dengan harga Rp. 400.000 kalau dibagi 4 itung2 per orangnya jadi Rp. 100.000 sudah termasuk peralatan snorkling menuju pulau Liukang.
Dari penginapan kami berjalan kaki mengikuti Pak Umar menuju pelabuhan di Pantai timur. Ternyata bukan hanya Pantai bagian barat saja yang memiliki pemandangan sangat indah, pantai Timur Tj. Bira ini pun ternyata tidak kalah cantik. Disini adalah bagian pantai yang dijadikan pelabuhan kapal2 phinisi, dan juga kapal2 kecil yang disewakan untuk menuju Pulau Liukang.
Pagi sekali kami sudah siap2 untuk snorkling, penasaran dengan keindahan bawah laut Tj. Bira yang aku kira ini bagian kecil dari surga yang Tuhan ciptakan. Sangat kagum akan keindahannya, dan ternyata Indonesia punya banyaaaak sekali tempat indah, salah satunya pantai surga di kaki Sulawesi ini.
Keindahan bawah laut Tj. Bira ternyata tidak kalah menakjubkan. Air laut yang sangat jernih dan terumbu karang warna warni serta beragam ikan di dalamnya memanjakan mata saat melakukan snorkling. Bahkan saking penasarannya, salah satu rekan kami Bayu menyelam tanpa alat bantu. Memang sih kedalaman laut yang dipilih pak Umar hanya 3 meter sehingga masih memungkinkan untuk menyelam tanpa alat bantu (bagi yang jago berenang). Hehehe
Oh iya satu hal lagi yang tak terlupakan, pak Umar mengajak kami ke penangkaran penyu dekat pulau Liukang. Disana kami berenang dengan penyu yang usianya sudah cukup tua, 40 tahun. Hehehe. Cukup membayar 10rb saja, kami bebas bermain dengan penyu. Lumayan kan untuk kenang2an. Hehehe
Waktu berjalan cepat, liburan singkat kami sudah hampir berakhir. Dan kami harus kembali ke rutinitas masing2. Untuk kembali ke Makassar, kami menghubungi kembali supir Kijang yang mengantar kami kemarin karena dia sempat menawarkan untuk menjemput. Dan akhirnya Jumat 16 Januari 2015 pukul 16.30 WITA kami bergegas pulang. Bye Tanjung Bira, kami pasti akan kembali kesini, menikmati surga kecil ini lebih lama lagi kalau ada waktu. Pengalaman singkat ini tetap tidak terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar